Tuesday, February 9, 2016

Apa Yang dimaksud Pemupukan Berimbang pada Padi

“Pemupukan Berimbang pada Padi Sawah"

Penggunaan pupuk anorganik N, P, dan K secara terus-menerus dengan takaran tinggi mengakibatkan ketidak seimbangan hara dan pencemaran lingkungan (Sing 2000; Las et al. 2006).Masalah ini dikenal dengan levelling-off atau peningkatan produktivitas menjadi stagnan dan input produksi tidak efisien (Hanson1994).
 Pemupukan berimbang yang didasarkan analisis hara tanah. Rekomendasi pemupukan berimbang spesifik lokasi adalah takaran pupuk yang diberikan sesuai dengan status hara di dalam tanah dan kebutuhan tanaman. Pemupukan berimbang spesifik lokasi menjamin keseimbangan hara dalam tanah, selama belum terjadi penurunan C-organik yang dapat memicu degradasi tanah. Untuk memaksimumkan efisiensi serapan hara pupuk dan mengoptimalkan produktivitas, kandungan C-organik tanah sawah harus >1,5% (Djaenudin et al. 2003).
Teknologi uji tanah merupakan alat bantu dalam menentukan pemupukan berimbang yang didasarkan pada status hara tanah untuk mencukupi kebutuhan tanaman, yang diketahui melalui analisis tanah (Westerman 1990). Teknologi uji tanah bermanfaat dalam menentukan rekomendasi pemupukan secara tepat sehingga usaha tani lebih menguntungkan. Kecukupan hara bagi tanaman diduga melalui teknik uji tanah sebagai dasar pengembangan PUTS, yang meliputi tujuh tahap kegiatan sebagai berikut: (1) survei karakterisasi tanah di wilayah penelitian; (2) studi penjajagan hara dari tipe tanah; (3) studi korelasi antara hara terekstrak dan pertumbuhan tanaman untuk memilih metode ekstraksi terbaik; (4) penelitian kalibrasi uji tanah; (5) pendugaan kurva respons pemupukan; (6) penelitian efisiensi pemupukan; dan (7) rekomendasi pemupukan (Widjaja-Adhi 1993).
Rekomendasi pemupukan berimbang spesifik lokasi sesuai dengan status hara dan kebutuhan tanaman dapat meningkatkan efisiensi pupuk tanpa merusak tanah dan menghindari pencemaran lingkungan. Teknologi uji tanah  yang dipaparkan pada makalah ini hanya difokuskan pada hara P, K, S, Zn, dan kemasaman tanah (pH).

Uji Hara Fosfat (P)
Hara P terutama berperan dalam merangsang pertumbuhan akar, mempercepat pembungaan, pemasakan gabah, dan hasil gabah. Rekomendasi dipilah menjadi tiga kelas berdasarkan status hara P, yaitu 100 kg, 75 kg, dan 50 kg SP-36/ha masing-masing untuk status P rendah (< 20 mg P2O5/ 100 g), sedang (20-40 mg P2O5/100 g), dan tinggi (> 40
mg P2O5/100 g).


Uji Hara Kalium (K)
Peran hara K pada tanaman adalah memperbaiki pembentukan protein dan asam amino serta dalam proses fotosintesis melalui pengaturan elastisitas stomata. Rekomendasi dipilah menjadi tiga kelas berdasarkan status hara K, yaitu 100 kg KCl/ha untuk status K rendah (<10 mg K2O/100 g) serta 50 kg KCl/ ha untuk status K sedang (10-20 mg K2O/100 g) dan tinggi (> 20 mg K2O/100 g) (Tabel 2). Jika jerami padi 5 t/ha dikembalikan ke tanah, maka tanah sawah yang berstatus K rendah perlu diberi 50 kg KCl/ha, sedangkan jika berstatus K sedang dan tinggi, maka
pupuk KCl tidak perlu diberikan (Rochayati et al. 1990; Sholeh et al. 1997; Al-Jabri 2007b, 2008c).
Uji Hara Sulfur (S)
Unsur S berperan membantu pembentukan beberapa jenis protein dalam bentuk sistin, metionin, dan tiamin. Tanaman padi sawah di Indonesia umumnya responsif terhadap pupuk (NH4)2SO4 karena ketersediaan hara S di bawah batas kritis (Sudjadi et al. 1975; Blair et al. 1979; Sulaeman et al. 1984; Purnomo et al. 1989; Santoso et al. 1990).
Uji Hara Seng (Zn)
Peran Zn dalam tanaman adalah membantu pembentukan zat pengatur tumbuh serta pertumbuhan vegetatif dan biji. Ketidakseimbangan hara dalam hubungannya dengan tanaman padi yang kahat Zn diduga antara lain karena status P tanah sangat tinggi, sehingga Zn diikat oleh P dalam bentuk senyawa ZnP (Al-Jabri et al. 1990), atau status Zn- DTPA tanah lebih kecil dari batas kritis (1 ppm Zn), sehingga Zn menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman. Sangat dimungkinkan nilai Zn-DTPA lebih besar dari batas kritis, tetapi Zn yang diserap tanaman sangat sedikitkarena aktivitas Zn ditentukan oleh pH tanah (Al-Jabri et al. 1984a), redoks tanah (Eh), dan residu P tanah tinggi. Masalah ini dapat diatasi dengan perendaman bibit padi dalam larutan ZnSO40,05% selama 10 menit (Al-Jabri dan Soepartini 1995).


No comments:

Post a Comment