Wereng hijau (green
leafhopper) Nephotettix virescens (Distant)
Nephotettix nigropictus (Stål)
Nephotettix cincticeps (Uhler)
Nephotettix malayanus Ishihara & Kawase
Hemiptera: Cicadellidae
Wereng hijau
merupakan hama penting karena dapat menyebarkan (vektor) virus penyebab
penyakit tungro. Kepadatan populasi wereng hijau biasanya rendah, sehingga
jarang menimbulkan kerusakan karena cairan tanaman dihisap oleh wereng hijau.
Namun karena kemampuan pemencaran (dispersal) yang tinggi, bila ada sumber inokulum
sangat efektif menyebarkan penyakit.
Populasi wereng hijau
hanya meningkat
pada saat tanam hingga pembentukan malai. Kepadatan populasi tertinggi pada
saat itu mencapai 1 ekor per rumpun. Gejala kerusakan yang ditimbulkannya
adalah tanaman menjadi kerdil, anakan berkurang, daun berubah warna menjadi
kuning sampai kuning oranye. Ambang kendali adalah 5 ekor wereng hijau per
rumpun. Jika tungro juga ada di lapang, tanaman bergejala tungro per 1000
rumpun pertanda tungro telah ditularkan dan dapat merusak tanaman. Siklus hidup
23-30 hari. Wereng hijau umumnya ditemukan di sawah irigasi dan tadah hujan,
tidak lazim di pertanaman padi gogo. Wereng hijau lebih menyukai menghisap
cairan tanaman pada daun bagian pinggir daripada di pelepah daun atau daun bagian
tengah. Hama ini sangat menyukai tanaman yang dipupuk nitrogen tinggi.
Cara pengendalian
•Tanam varietas tahan wereng hijau seperti IR 72 dan IR66.
•Pengendalian dilakukan jika di lapang terlihat gejala
tungro.
•Pemberian insektisida dilakukan apabila
sudahmencapai ambang batas ekonomi.
•Insektisida (bila diperlukan) antara lain gunakan
yang berbahan aktif:
-BPMC buproezin, etofenproks,
imidakloprid, karbofuran, MIPC, atau tiametoksam.
No comments:
Post a Comment